Pages

Wednesday 16 December 2020

Dampak Musibah Pandemi COVID-19 Terhadap Perekonomian Indonesia Berdasarkan Model Circular of Income

Pandemi COVID-19 tentu sangat berdampak terhadap segala aspek di dunia, tidak terkecuali negara kita Indonesia. Sampai saat ini (15 Desember 2020) total kasus COVID-19 di Indonesia ada 629 ribu kasus dengan rincian 19.111 kasus meninggal dunia, 516 ribu kasus sembuh dan 93.662 kasus aktif. Dengan masih tingginya kasus COVID di Indonesia tentunya masih banyak hal yang dibatasi sehingga berdampak pada sektor perekonomian. 


 Gambar 1. Sumber Indonesia.go.id


Dampak yang sangat nyata yaitu Indonesia resmi resesi ekonomi setelah pada kuartal II dan kuartal III 2020 mengalami kontraksi negatif. Secara rinci tentunya berdampak ke segala sektor, baik sektor rumah tangga, bisnis, atau pemerintah. 

Terdapat 3 type gangguan ekonomi di Pandemi COVID-19 ini:
Pertama, Virus ini menyerang para pekerja sehingga mereka sakit. Hal ini seperti pemecatan sementara. Ini juga dapat berdampak langung pada pengeluaran, karena beberapa pekerja tidak dibayar saat mereka sakit. dan lebih parahnya ada keadaan dimana mereka tidak dibayar jika tidak bekerja.
Kedua, Tindakan protokol kesehatan medis untuk mencegah penularan yang lebih banyak dengan penutupan pabrik dan kantor, larangan perjalanan/parawisata, karantina dan sejenisnya.
Ketiga, Krisis COVID-10 membuat konsumen dan perusahaan seluruh dunia, khusus nya di Indonesia tertahan dan dalam keadaan wait-and-see. Hal ini paling jelas terlihat dalam penurutan besar-besaran dalam parawisata dan masa  inap hotel.

Untuk menganalisis dampak dari COVID-19 ini dapat menggunakan model Circular of IncomeDalam teori ini orang bekerja untuk mendapatkan penghasilan dengan memberikan jasa tenaga kerja mereka. Dengan penghasilan ini mereka bisa mengeluarkan uang untuk mendapatkan barang atau jasa. Hal ini memberi perusahaan pendapatan sebagai imbalan atas tenaga kerja yang mereka peroleh dari pekerjanya. Teori ini sangat sesuai dengan nilai dan kebutuhan karena orang dapat memenuhi sebagian kebutuhannya dengan bekerja atau membelanjakan penghasilannya.

Gambar 2. Ilustrasi Circular of income. Sumber wikipedia

Pandemi ini membuat orang sakit yang mana menyebabkan orang tidak bekerja. Pemerintahan Indonesia juga membatasi gerak bisnis/perusahaan. Hal tersebut memotong siklus pendapatan yang di gambarkan di Gambar 3 dibawah ini.
Gambar 3. siklus pendapatan terhenti


Krisis COVID-19 ini merusak segala 'mesin' ekonomi di beberapa sektor secara bersamaan, yaitu gangguan di seluruh aliran sirkulasi pendapatan (Circular of Income) seperti sektor rumah tangga, bisnis, pemeritah, sektor keuangan dan entitas asing . COVID-19 merusak aliran ini di banyak titik.
Gambar 4. Sumber Baldwin 2020

Poin utamanya adalah ekonomi akan terus berjalan disaat uang terus mengalir di sektor tersebut. Gangguan aliran dari satu sektor saja dapat menyebabkan perlambatan dimana-mana. Bintang merah yang berada di diagram menunjukkan dimana COVID-19 ini dapat mengganggu/merusak sektor tersebut. 

1. Sektor rumah tangga yang tidak mendapatkan gaji dapat mengalami kesulitan finansial dan bahkan mengalami kebangkrutan. Karena hal ini dapat mengurangi pengeluaran untuk pembelian barang dari sektor rumah tangga ke pemerintahan dan perusahaan.
2. Mengurangi permintaan impor. Ini tidak secara langsung mempengaruhi permintaan domsetik, tetapi mempengaruhi pendapatan asing dan pengeluaran untuk ekspor negara. Hal ini bisa memangkas aliran uang ke negara yang dulunya berasa dari penjualan impor.
3. Bisnis kesulitan dan diambang kebangkrutan. Sebagai contoh yaitu Airy Rooms Indonesia yang bangkrut karena wabah pandemi ini. Keputusan untuk sepenuhnya menutup operasinya dilakukan Airy Rooms setelah melakukan pemecatan lebih dari 70 persen stafnya pada bulan April yang lalu. Karena saat pandemi kegiatan masyarakat diatur dan jadi tidak ada pemasukan untuk Airy Rooms yang mana bisnisnya dibidang hotel atau pariwisata.
4. Tenaga kerja/rumah tangga terganggu karena pemecatan, cuti sakit, karantina atau keluar karena anak/keluarga nya sakit. Ini adalah gangguan yang terakhir dan yang paling jelas terasa dampaknya. Ketika para pekerja kehilangan pekerjaan mereka, meskipun mereka mempunyai asuransi atau tunjangan, mereka cenderung mengurangi pengeluaran untuk barang-barang yang kurang penting dan yang bisa ditunda pembeliannya. 

Lalu, apa yang harus dilakukan pemerintah?
Memastikan virus ini dapat teratasi dan mengurangi jumlah kebangkrutan perusahaan dengan memastikan setiap orang memiliki uang untuk terus belanja atau bisa dibilang melakukan subsidi serta sosialisasi yang merata dan yang terakhir ketegasan dari pemerintah untuk masyarakatnya agar menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditentukan agar penyebaran virus COVID-19 di Indonesia menjadi sedikit.

Nama : Achmad Adji Santoso
Kelas: 3EA09
Mata kuliah : UTS Ekonomi uang dan Bank
Dosen : Prof. Dr. Ir, Budi Hermana, MM, QIP, AAIJ

Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Circular_flow_of_income
https://review.chicagobooth.edu/economics/2020/article/treat-covid-19-s-economic-impact-start-keeping-lights
https://simassocc.org/assocc-agent-based-social-simulation-of-the-coronavirus-crisis/the-scenarios/scenario-economic-effects/
https://money.kompas.com/read/2020/05/08/143457626/airy-rooms-gulung-tikar-ini-penyebabnya
https://money.kompas.com/read/2020/11/05/111828826/indonesia-resmi-resesi-ekonomi-kuartal-iii-2020-minus-349-persen?page=all
www.covid19.go.id